Sifat Negatif Takabur Adalah

Sifat Negatif Takabur Adalah

Dokumen tersebut membahas tentang bukti matematis bahwa perkalian dua bilangan negatif akan menghasilkan bilangan positif. Bukti tersebut dilakukan dengan menggunakan sifat-sifat dasar operasi bilangan seperti distributivitas, komutativitas, dan kebalikan bilangan. Contoh-contoh sederhana juga diberikan untuk membuktikan setiap kasus perkalian dua bilangan.Read less

Yuk, beri rating untuk berterima kasih pada penjawab soal!

Melansir smpn21purworejo.sch.id, judi adalah setiap permainan yang tidak lepas dari merampas harta orang lain atau merugikan orang lain. Judi adalah suatu aktivitas yang direncanakan ataupun tidak dengan melakukan spekulasi ataupun rekayasa untuk mendapatkan kesenangan dengan menggunakan jaminan atau taruhan, sehingga yang menang akan diuntungkan dan yang kalah akan merasa dirugikan.

Salah satu dampak negatif dari judi adalah berdampak pada kehidupan pribadi dan sosial seseorang. Dampak negatif perjudian bagi kehidupan pribadi dan sosial, sebagai berikut:

- Termasuk perbuatan setan yang dapat merugikan pribadi dan orang lain.

- Merugikan ekonomi karena ketidakpastian usaha yang mereka lakukan dan dapat menimbulkan permusuhan dan kedengkian.

- Dapat menyebabkan kelalaian dalam melaksanakan kewajiban.

- Tertutupnya kepekaan rasa manusiawi dan hilangnya rasa malu dan kasih sayang sesama manusia.

- Seseorang menjadi malas bekerja sehingga dapat melakukan perbuatan yang dilarang agama.

- Dapat menghancurkan kestabilan, kerukunan, dan keharmonisan keluarga.

- Dapat menimbulkan kesedihan dan penyesalan di kemudian hari.

Seperti yang telah dijelaskan di atas, berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, kata anorganik adalah benda yang tak hidup selain manusia, tumbuhan, dan hewan, seperti air, gas, asam, hingga mineral. Secara umum, anorganik adalah  senyawa pada alam (di tabel periodik) yang pada umumnya menyusun material atau benda tak hidup.

Secara sederhana, semua barang atau material yang terbuat dari benda tak hidup yang tidak bisa terurai oleh alam secara alami dan harus menggunakan bahan kimia, maka benda atau material tersebut disebut dengan anorganik. Hal inilah yang membedakan sifat anorganik dan organik.

Dalam kehidupan sehari-hari, biasanya kata anorganik digunakan dalam penyebutan sampah atau limbah, hingga senyawa Biologi. Untuk itu, kata anorganik sudah tak asing lagi bagi masyarakat secara luas.

Bila meniliki lingkungan, maka sampah anorganik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan non-hayati, baik berupa produk sintetik maupun hasil proses teknologi pengolahan bahan tambang. Sampah anorganik ialah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan non hayati baik berupa produk sinterik maupun hasil proses teknologi pengelolahan bahan tambang atau sumber daya alam dan sulit diuraikan oleh alam.

Sementara itu, jika menilik pada ilmu Biologi, definisi senyawa anorganik adalah senyawa yang tersusun dari atom utama logam, yang mana banyak kita lihat di zat yang tidak hidup. Misalnya saja, batu-batuan, tanah, air, dan lain sebagainya.

Temperamen adalah bagian dari karakter seseorang yang memengaruhi perbuatan, perasaan, dan pikirannya. Banyak orang yang menganggap sama istilah temperamen dengan temperamental, padahal keduanya berbeda.

Temperamen dapat dilihat dari cara seseorang berperilaku atau berinteraksi dengan orang lain. Setiap orang memiliki sifat temperamen yang berbeda-beda, ada yang tenang, ceria, santai, pendiam, dan mudah gelisah.

Temperamen menjadi sifat bawaan lahir, tetapi bisa dipengaruhi pula oleh keluarga, lingkungan, budaya, atau pengalaman hidup. Meski penyebutannya hampir sama, istilah ini berbeda dengan temperamental.

Temperamental sering dikaitkan dengan karakter orang yang mudah marah. Padahal, sifat ini sebenarnya lebih menggambarkan perasaan yang cepat berubah akibat penyebab yang jelas. Misalnya, mudah marah ketika ada sesuatu yang mengganggu atau cepat berbesar hati saat seseorang memberi sedikit pujian.

Jenis-Jenis Temperamen

Temperamen terbagi menjadi empat jenis yang dapat membentuk karakter seseorang. Berikut ini adalah jenis-jenisnya:

Sanguinis merupakan jenis temperamen yang biasanya dimiliki oleh orang dengan kepribadian ekstrovert. Orang dengan kepribadian ini umumnya menyenangkan, mudah bergaul, ramah, ceria, dan optimis.

Namun, orang dengan temperamen sanguinis cenderung lebih cepat merasa bosan sehingga kurang menikmati aktivitas yang sama dan dilakukan berulang.

Orang yang memiliki kepribadian melankolis digambarkan sering terlihat muram dan sedih. Namun, di balik itu semua, orang dengan temperamen ini cenderung bijaksana dan setia, meski cukup sensitif dan memiliki emosi yang kuat.

Di lingkungan kerja, orang dengan temperamen melankolis punya daya analisis yang baik. Namun, mereka cenderung lebih suka bekerja sendiri dan menjadi mudah murung atau cemas ketika segala sesuatu tidak berjalan sesuai keinginannya.

Plegmatis merupakan jenis temperamen yang menggambarkan individu dengan kepribadian introvert, tenang, dan sabar. Orang yang plegmatis memiliki empati yang tinggi ketika berhubungan dengan orang lain.

Namun, karena jarang menunjukkan emosinya, orang dengan temperamen jenis ini cenderung terlihat pasif ketika melakukan interaksi sosial. Selain itu, mereka juga sering menghindari konflik sehingga kehilangan kesempatan untuk membuktikan kemampuannya saat sedang mengalami kegagalan.

Temperamen koleris biasanya dimiiliki oleh individu yang punya sifat ramah dan suka mengendalikan situasi. Orang dengan temperamen ini memiliki rasa percaya diri yang bagus, tegas, dan ambisius, sehingga mampu meraih kesuksesan di dalam karir atau sesuatu yang dijalaninya.

Namun, orang dengan temperamen ini cenderung tidak sabar, mudah marah, dan keras kepala. Mereka juga sering kali dianggap sombong oleh orang-orang sekitar karena ambisinya yang tinggi.

Meski ada empat jenis temperamen, setiap orang mungkin saja memiliki lebih dari satu jenis temperamen, tetapi tetap akan ada yang lebih dominan.

Temperamen yang lebih dominan memang sulit diubah, tetapi bisa dikendalikan agar menciptakan manfaat dan mengurangi kerugian, baik untuk pemiliknya maupun orang di sekitarnya.

Sebagai contoh, pemilik temperamen koleralis yang mudah marah bisa menerapkan berbagai cara mengelola amarah, misalnya dengan melakukan latihan pernapasan dan mengeluarkan emosi melalui olahraga atau seni.

Bila mengalami kesulitan untuk mengontrol temperamen Anda, bahkan kerap merugikan diri sendiri atau orang lain, sebaiknya mintalah bantuan ke psikolog untuk mendapatkan solusi terbaik dan sesuai kondisi Anda.