Daftar Raja dan Ratu Inggris Sejak Pertama sampai Sekarang
Kembali mengutip dari Britannica, berikut ini daftar raja dari era Britania (Raja-raja Wessex), Inggris, Britania Raya, dan United Kingdom beserta asal dinasti dan waktu mereka memerintah:
Namanya Santo Petrus disebutkan dalam Alkitab
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Awalnya, Santo Petrus berprofesi sebagai nelayan bernama Simon. Ia kemudian bertemu Yesus yang memanggilnya dengan nama Kefas, atau Petros dalam Bahasa Yunani. Nama Santo Petrus ternyata beberapa kali disebutkan dalam Alkitab. Salah satunya di Matius 16:18-19, ketika Yesus memanggil Petrus dengan sebutan “Kefas”.
Dalam Bahasa Aramaic Kuno, kefas memiliki arti 'batu karang'. Batu karang di sini berarti Santo Petrus akan menjadi dasar fondasi bagi gereja Katolik. Gak hanya menjadi dasar bagi berdirinya gereja, ia juga disebut sebagai “Gembala Utama” yang bertugas untuk memimpin umatnya di Bumi, seperti seorang gembala yang menuntun kawanannya.
Baca Juga: Apa Itu Paus dalam Katolik? Ini Penjelasannya!
Rafathar Malik Ahmad adalah nama anak pertama Raffi Ahmad
Rafathar anak pertama Raffi Ahmad memiliki nama asli Rafathar Malik Ahmad. Dia lahir secara caesar pada tanggal 15 Agustus 2015 silam pada pukul 08.45 WIB di Rumah Sakit Bunda, Menteng, Jakarta Pusat.
Sosok Rafathar memang sudah sangat populer di kalangan publik. Dia sendiri telah bermain di film layar lebar berjudul Rafathar saat berusia 2 tahun. Tak sampai di situ, Rafathar sejak kecil juga tampil bersama orangtuanya di reality show bernama Janji Suci Raffi & Gigi.
Dulu, Rafathar sempat dipanggil warganet dengan sebutan Embul
Saking populernya, Rafathar dulu memang sempat mencuri perhatian warganet. Oleh karena itulah, Rafathar akhirnya punya panggilan kesayangan dari warganet di masa lalu. Adapun panggilan kesayangan itu adalah 'Embul'.
Pemberian nama khusus itu ternyata bukan tanpa alasan. Kabarnya, nama panggilan Embul diberikan warganet karena Rafathar saat baru lahir memiliki pipi yang cukup berisi hingga membuat hidungnya tampak pesek.
Kini, Rafathar telah tumbuh menjadi anak laki-laki dan akan menjadi seorang remaja.
Nagita Slavina punya alasan Rafathar dipanggil Aa
Berbeda dengan warganet, Mama Gigi justru sudah lama memanggil Rafathar dengan panggilan Aa. Nama panggilan itu sudah diberikan Gigi saat Rafathar belum memiliki adik.
Gigi sudah pernah menjelaskan alasan tersebut saat menjadi bintang tamu di program Sarah Sechan yang tayang di NET TV. Kata Gigi, panggilan itu diberikan karena tidak ingin Rafathar menganggap dirinya seperti baby.
"Kita sebenarnya panggilnya (Rafathar), Aa. Jadi, itu dulu awalnya kenapa dipanggil Aa, tadinya dipanggil Rafathar. Nah, terus dia suka lihat bayi-bayi, kita bilang 'Rafathar itu baby'. Dia itu pengin bilang dirinya sendiri baby," kata Nagita dalam video yang diunggah ke YouTube 28 Juli 2017.
"Kalau sekarang lucu, coba 10 tahun lagi. Sama teman, 'Mama, mama, baby minta mi'. 'Kan nggak lucu," sambungnya.
Kalau dilihat dari artinya, Aa adalah kata panggilan dalam bahasa Sunda untuk kakak laki-laki dalam keluarga. Umumnya, ini juga menjadi panggilan sayang dari orangtua untuk anaknya laki-laki yang lebih tua.
Jadi, itulah rangkuman beberapa fakta tentang Rafathar. Lewat informasi di atas, Mama kini jadi tahu lebih dekat tentang nama pertama Raffi Ahmad dan Nagita Slavina.
Paus merupakan seorang pemimpin agama Kristen Katolik
Paus adalah kepala gereja, sekaligus juga pemimpin tertinggi dalam agama Katolik. Seorang Paus dipilih melalui pertemuan tertutup yang dilakukan oleh para pejabat gereja senior di Kapel Sistina yang berada di Vatikan, Eropa.
Proses pemilihan ini disebut dengan Konklaf. Setelah dipilih, Paus melakukan banyak tugas dan tanggung jawab. Di antaranya adalah menentukan posisi gereja dalam banyak isu, mengangkat uskup, dan memberikan penugasan kepada uskup tersebut ke wilayah tertentu.
Sejarah Singkat Kerajaan Inggris
Selanjutnya, dikatakan dalam laman History, Raja Inggris yang pertama adalah Athelstan yang bertakhta sejak 925 sampai 939 Masehi. Kemudian, sejak rezim William the Conqueror, peralihan kepemimpinan ditetapkan dari raja kepada anak laki-laki pertama.
Namun, hal ini diubah pada tahun 1702 M ketika Parlemen Inggris memberikan Act of Settlement, yang menyatakan bahwa disebabkan wafatnya Raja William III, gelar penguasa akan diserahkan kepada Anne dan keturunannya. Hal ini berarti para perempuan juga bisa mewarisi takhta, selama tidak ada laki-laki yang dapat menduduki posisi itu.
Pada waktu itu, hukum umum di Inggris menyatakan bahwa ahli waris laki-laki menjadi pewaris sebelum saudara perempuan mereka. Dengan kesepakatan kekuasaan Gereja Inggris pula, Act of Settlement pun menyatakan bahwa setiap ahli waris yang menikah dengan seorang Katolik Roma, akan dihapus dari garis suksesi.
Aturan mengenai siapa pewaris takhta Kerajaan Inggris tidak diperbarui lagi sampai tahun 2013, saat Parlemen menyetujui Succession to the Crown Act. Peraturan ini kemudian menggeser garis suksesi ke sistem primogeniture absolut. Maksudnya, kerajaan akan diteruskan ke pewaris sulung, tak peduli apa pun jenis kelamin mereka.
Nationalgeographic.co.id – Raja Charles III telah resmi dinobatkan menjadi raja Kerajaan Inggris. Dia dinobatkan karena garis keturunan leluhurnya.
Namun, dulu di awal kerajaan berdiri, apa yang membuat seorang bisa menjadi raja? Apakah otoritasnya atas penduduk di suatu wilayah atau kekuasaannya di suatu wilayah? Apakah mungkin karena seseorang mengenakan mahkota sehingga ia diangkat menjadi raja?
Ini adalah pertanyaan kunci untuk menentukan kapan dan mengapa suatu kerajaan berkembang. Contohnya, dalam kasus Kerajaan Inggris, siapa raja pertama di Inggris, sebelum singgasana kerajaan itu kini diduduki oleh Raja Charles?
Sejarah mencatat, Aethelstan dinobatkan sebagai Raja Anglo-Saxon pada tahun 925 dan konsensus ilmiah menempatkannya sebagai raja pertama Inggris. Jawaban ini terkesan singkat, tetapi cerita sejarahnya cukup panjang dan berbelit untuk diuraikan dan disepakati.
Cerita dimulai dengan Angles
“Untuk benar-benar mulai menemukan raja pertama Inggris, seseorang harus mulai dengan Angles,” tulis Melissa Sartore di laman National Geographic.
Nama England atau Inggris berasal dari kata Inggris Kuno Englaland, yang secara harfiah berarti tanah para Angles. Kedatangan suku-suku Jermanik ini ke tempat yang dulunya merupakan provinsi Romawi Britannia itu terjadi pada abad ke-5. Di samping Jute, Saxon, dan Frisia, Angles mendirikan permukiman di tenggara dan timur Inggris selama abad ke-6.
Seiring waktu, bahasa dan budaya Jermanik menyatu dengan praktik dan tradisi Romawi-Inggris yang ada. Pada tahun 600 Masehi, masing-masing kerajaan terbentuk di seluruh Kepulauan Inggris.
Kerajaan Jermanik ini dibentuk sesuai dengan orang-orang yang tinggal di suatu daerah, berlawanan dengan batas atau perbatasan fisik. Belakangan, kerajaan-kerajaan yang lebih kecil bergabung menjadi lebih besar, dan apa yang disebut Heptarkhia muncul.
Heptarkhia adalah penyederhanaan yang sangat besar dari pengaturan sosial, politik, dan agama yang kompleks di Inggris. Heptarkhia dibentuk dari tujuh kerajaan: Wessex, Kent, Sussex, Mercia, East Anglia, Northumbria, dan Essex.
Setiap kerajaan besar mencakup kerajaan kecil dengan pemimpinnya sendiri. “Banyak di antaranya bersaing untuk mendapatkan kekuasaan dalam lingkup pengaruh yang lebih besar,” tambah Sartore.
Aturan diciptakan dan dipertahankan melalui hubungan timbal balik yang didasarkan pada kesetiaan dan perlindungan. Sistem ekonomi bergantung pada iuran dan layanan yang terkoordinasi.
Peran Mercia dan bretwalda
Kerajaan-kerajaan besar di Inggris saling bersaing untuk menjadi yang teratas. Pada akhirnya menghasilkan perjuangan yang berputar di sekitar Kerajaan Mercia yang mendominasi kerajaan lain selama sebagian besar abad ke-8.
Ini mirip dengan apa yang dijelaskan Bede dalam Ecclesiastical History. Di sana disebutkan ada seorang penguasa yang "berkuasa" atas orang-orang di luar kerajaannya sendiri.
Kronik Anglo-Saxon menggunakan istilah bretwalda untuk mewakili konsep ini. Kronik itu menerapkan istilah tersebut pada raja-raja Anglo-Saxon yang memerintah sejak akhir abad ke-5.
Sejarah mencatat, hegemoni Mercia akhirnya bergeser, terutama pada masa pemerintahan Raja Eghbert dari Wessex (memerintah 802-839 Masehi). Di bawah Raja Eghbert, Wessex mengalahkan bangsa Mercia di pertempuran Ellendon pada tahun 825 Masehi. Setelah itu kerajaan-kerajaan besar mengakui supremasinya.
Kronik Anglo-Saxon mengidentifikasi Raja Eghbert sebagai seorang bretwalda. Identifikasi tersebut berfungsi sebagai inti dari dasar argumentasi sebagian orang bahwa Eghbert adalah raja pertama Inggris.
Apakah Raja Eghbert benar-benar bisa disebut sebagai raja pertama Inggris? Sejarah mencatat bahwa Kerajaan Wessex di bawah kendali Eghbert memang berhasil melakukan suksesi damai untuk keturunannya. Namun, kekuasaan kerajaannya belum benar-benar luas di Tanah Inggris.
Setelah kematian Eghbert, sang putra Aethelwulf naik takhta. Seorang putra yang naik tahta setelah kematian ayahnya ini menanamkan prinsip suksesi turun-temurun di Wessex.
Setelah kematian Raja Aethelwulf, tiga putranya menjabat sebagai Raja Wessex, yang akhirnya mengarah pada suksesi yang keempat pada tahun 871 Masehi. Ini adalah Alfred, pesaing lain yang juga kerap dianggap sebagai Raja Inggris pertama.
Alfred, penguasa yang tidak terduga
Alfred seharusnya tidak pernah memerintah Wessex. Ketika kakak laki-lakinya Aethelred meninggal saat berkampanye melawan perampok Skandinavia, Alfred menjadi raja.
Sebagai Raja Wessex, Alfred terus mempertahankan kerajaannya dari apa yang disebut Kronik Anglo-Saxon sebagai Great Heathen Army. Terdiri dari orang Denmark, Norwegia, dan Swedia, Great Heathen Army pertama kali tiba di Anglia Timur pada tahun 865 Masehi. Dalam satu dekade, satu-satunya kerajaan yang bertahan adalah Wessex.
Setelah mengalahkan pasukan Skandinavia di Pertempuran Edington pada tahun 878 Masehi, Alfred membuat perjanjian damai dengan pemimpin mereka, Guthrum. Perjanjian itu secara resmi menetapkan batas antara Wessex dan wilayah yang dikuasai Viking.
Namun, kehadiran permanen Skandinavia di utara, serangan Viking yang terus berlanjut, mendorong Alfred untuk mengambil langkah mengamankan kerajaan. Dia mereformasi militer dan mendirikan permukiman pertahanan. Alfred juga mendirikan angkatan laut untuk mempertahankan pantai Wessex dari serangan.
Bersamaan dengan upaya ini, Alfred melakukan aktivitas intelektual yang dianggap membantu menciptakan identitas budaya dan politik Inggris. Semua ini — dan penunjukan Alfred sebagai Raja Anglo-Saxon— menjadi alasan kuat untuk menyebutnya sebagai raja pertama Inggris.
Aethelstan, raja pertama Inggris
Alfred meninggal pada tahun 899 Masehi dan putranya, Edward the Elder, naik takhta. Edward memerintah sampai tahun 924. Setelah kematiannya, putranya Aethelstan dimahkotai sebagai raja pada tahun 925 Masehi.
Sama seperti kakek dan ayahnya, Aethelstan memulai sebagai Raja Anglo-Saxon. Dia berbeda dalam luas wilayah kekuasaannya, terutama setelah Pertempuran Brunaburh pada tahun 937 Masehi.
Pada akhir masa pemerintahan Aethelstan, dia mencapai lebih banyak sentralisasi birokrasi dan administrasi daripada para pendahulunya. Oleh para sejarawan, ia dianggap sebagai raja pertama Kerajaan Inggris.
Otoritas Aethelstan tidak pernah terbantahkan. Menurut Kronik Anglo-Saxon, dia juga menjadi raja yang membawa wilayah York dan Northumbria.
Pada tahun 937, raja-raja Skotlandia, Viking Dublin, dan sebagian Wales bersatu melawan Aethelstan. Mereka bertempur di Brunanburh.
Lokasi pasti Brunanburh masih belum jelas. Namun pertempuran yang terjadi di sana dianggap oleh banyak sarjana sebagai salah satu peristiwa penting dalam sejarah Inggris.
Pertempuran itu berakhir dengan kemenangan Aethelstan di Brunanburh. Hasilnya, kekuasaan Raja Anglo-Saxon semakin meluas hingga ke Skotlandia dan Wales. Itu juga memperkuat kekuasaannya atas seluruh Inggris.
Baca Juga: Kerap Bernasib Buruk, Benarkah Nama Raja Charles Membawa Kutukan?
Baca Juga: Bintang Afrika, Berlian Kontroversial di Tongkat Kerajaan Charles III
Baca Juga: Sejarah Dramatis Mahkota St Edward yang Digunakan Raja Charles III
Aethelstan hanya hidup selama 2 tahun setelah pertarungan tersebut. Namun bagi banyak orang, dia menjadi raja Inggris pertama yang sebenarnya dengan kemenangan itu.
Pada akhir masa pemerintahan Aethelstan, dia mencapai lebih banyak sentralisasi birokrasi dan administrasi daripada para pendahulunya. Maka tidak heran jika sejarawan menganggap ia sebagai raja pertama Kerajaan Inggris.
Kerajaan itu masih bertahan hingga sekarang, dengan Raja Charles yang kini melanjutkan takhta tersebut.
78% Daratan di Bumi Jadi Gersang dan Tidak akan Pernah Basah Kembali
Bobo.id - Bentuk pemerintahan negara Inggris adalah monarki konstitusional, artinya posisi kepala pemerintahan menjadi tanggung jawab perdana menteri dan posisi kepala negara menjadi tanggung jawab raja atau ratu.
Inggris dikenal sebagai negara kerajaan tertua di Eropa yang masih bertahan hingga saat ini, lo.
Tapi, bagaimana sejarah terbentuknya Kerajaan Inggris, ya?
Berikut, penjelasan lengkap mengenai terbentuknya Kerajaan Inggris yang perlu teman-teman ketahui. Yuk, simak!
Awal Mula Kerajaan Inggris
Sebelum mempunyai batas-batas negara dan beberapa anggota persemakmuran seperti sekarang.
Kerajaan Inggris memulai peradabannya pada abad ke- 5, peradaban itu dinamakan Anglo-Saxon.
Peradaban ini bisa membentuk kerajaan karena Suku Jermanik yang berasal dari daratan Eropa bermigrasi ke pulau di sebelah barat laut atau sekarang adalah negara Inggris yang teman-teman kenal.
Pada peradaban Anglo-Saxon inilah terdapat tujuh kerajaan kecil yang akhirnya bersatu di bawah Kerajaan Wessex, yaitu East Anglia, Mercia, Northumbria, Wessex, Essex, Kent, dan Sussex.
Siapa Raja Pertama Kerajaan Inggris?
Diperkirakan, raja pertama Kerajaan Inggris adalah raja yang berasal dari Wessex, yaitu Raja Cedric yang lahir di Saxon, Jerman pada 467 Masehi.
Baca Juga: Kenapa Pasukan Kerajaan Inggris Pakai Topi Tinggi yang Berbulu?
Setelah berhasil mengalahkan penduduk asli Inggris, raja Cedric memerintah dari tahun 519 hingga 534 Masehi.
Kemudian, akibat pertempuran terus-menerus, Kerajaan Inggris diambil alih oleh Raja Egbert dan menyatukan kerajaan-kerajaan kecil yang ada di Inggris, seperti Kent dan Sussex.
Hingga akhirnya, pada masa pemerintahan Raja Alfred kekuasaan Kerajaan inggris makin meluas dan maju.
Terbentuknya Britania Raya
Lalu, pada masa pemerintahan Raja Ethelstan yang berlangsung dari 924 hingga 939 Masehi.
Kerajaan-kerajaan pada masa peradaban Anglo-Saxon bersatu dan terbentuklah Kerajaan Britania Raya untuk pertama kalinya.
Namun, perebutan kekuasaannya belum berhenti, setelah Ratu Elizabeth I tidak lagi bertakhta.
Britania Raya mulai di bawah kekuasaan Raja James VI dari Skotlandia dan menobatkan diri menjadi Raja James I dari Inggris.
Sehingga, menyebabkan Britania Raya dan Skotlandia bersatu.
Terbentuknya United Kingdom
Seiring berjalannya peradaban, Kerajaan Inggris atau Britania Raya tetap bertahan dan bergabung bersama Irlandia membentuk United Kingdom pada 1 Januari 1801.
Baca Juga: 7 Istana dan Kastil Megah yang Dimiliki Keluarga Kerajaan Inggris, Buckingham hingga Hillsborough
Kemudian membentuk Persemakmuran Inggris (The Commonwealth) pada 1926 atau pada masa pemerintahan Ratu Elizabeth II, yang anggotanya sebagian besar terdiri dari negara-negara bekas jajahan Inggris.
Perbedaan Inggris, Britania Raya, dan United Kingdom
Karena perjalanan sejarah Kerajaan Inggris yang panjang, teman-teman pasti pernah mendengar istilah Inggris, Britania Raya, dan United Kingdom, bukan?
Banyak orang yang masih bingung dengan istilah ini, sederhananya kita harus memahami kondisi Kepulauan Inggris terlebih dahulu.
Kepulauan Inggris dibagi menjadi beberapa wilayah, yaitu Republik Irlandia, Irlandia Utara, Skotlandia, Inggris, dan Wales.
Lalu, inilah perbedaan Inggris, Britania Raya, dan United Kingdom berdasarkan Kepulauan Inggris, yaitu:
Inggris adalah wilayah yang punya ibu kota di London dan bukanlah negara berdaulat. Jadi, negara Inggris ada di dalam wilayah Inggris yang besar (Inggris, Skotlandia, Wales).
Britania Raya adalah wilayah yang juga punya ibu kota di London.
Tetapi, merupakan negara berdaulat yang wilayahnya terdiri dari Inggris, Wales, dan Skotlandia.
Baca Juga: Sebelumnya Berjudul 'God Save The Queen', Kini Lagu Kebangsaan Inggris Diubah Menjadi 'God Save The King'
Wilayah Britania Raya inilah yang awalnya dikuasai oleh Raja James I hingga sekarang oleh keturunan-keturunannya.
Sedangkan, United Kingdom (UK) adalah Kerajaan Inggris yang wilayahnya meliputi Britania Raya dan Irlandia Utara.
Awalnya, Irlandia Utara, Republik Irlandia Dan Britania Raya bergabung pada 1801.
Namun, Republik Irlandia keluar, pada 1922 hingga saat ini.
Nah, itulah sejarah panjang tentang Kerajaan inggris yang masih bertahan hingga sekarang.
Kerajaan Inggris saat ini dipimpin oleh Raja Charles III, mulai 8 September 2022 setelah meninggalnya Ratu Elizabeth II.
Baca Juga: Selain Inggris, Negara Mana Saja yang Dipimpin Ratu Elizabeth II Semasa Hidup?
Tonton video ini, yuk!
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Artikel ini merupakan bagian dari Parapuan
Parapuan adalah ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.
Belajar Empati dengan Berbagi, SPK Jakarta Nanyang School Kunjungi Panti Asuhan Desa Putera
TRIBUNNEWS.COM - Ratu Elizabeth II telah meninggal dunia pada usia 96 tahun, Kamis (8/9/2022) di Kastil Balmoral, Skotlandia.
Elizabeth II merupakan raja terlama di Inggris, yang memerintah selama 70 tahun.
Dengan meninggalnya Ratu Elizabeth II, maka Pangeran Charles akan menjadi penerus takhta Kerajaan Inggris sebagai Raja Charles III.
Britania Raya adalah monarki konstitusional, di mana raja berbagi kekuasaan dengan pemerintah yang terorganisir secara konstitusional.
Raja atau ratu yang memerintah adalah kepala negara.
Semua kekuatan politik berada di tangan perdana menteri (kepala pemerintahan) dan kabinet, dan raja harus bertindak atas saran mereka.
Baca juga: Prosesi Pemakaman Ratu Elizabeth II akan Berlangsung Selama 10 Hari
Berikut ini daftar raja dan ratu Inggris dari pertama hingga sekarang, dikutip dari Britannica:
Egbert: Dinasti Saxon (802-839 M)
Aethelwulf: Saxon (839-856/858 M)
Aethelbald: Saxon (855/856-860 M)
Aethelberht: Saxon (860-856/866 M)
Aethelred I: Saxon (865/866-871 M)
Alfred the Great: Saxon (871-899 M)
Kerajaan Inggris adalah sebuah monarki konstitusional, yang artinya raja atau penguasa berbagi kekuasaan dengan pemerintah yang terorganisir secara konstitusional. Raja atau ratu yang berkuasa merupakan kepala negara.
Namun, kekuatan politik terletak di perdana menteri sebagai kepala pemerintahan, sekaligus para kabinet. Di samping itu, pihak monarki harus bertindak sesuai dengan saran mereka.
Kekuasaan Inggris dapat ditelusuri sejak Dinasti Saxon, di mana dikatakan dalam Ensiklopedia Britannica, penguasa pertamanya adalah Egbert. Dia berkuasa sejak 802-839 Masehi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejarah kepemimpinan Britania oleh Dinasti Saxon ini kemudian berlanjut hingga beberapa sosok pemerintah, lalu berhenti pada Edward the Elder yang memimpin dari tahun 899-924 Masehi. Kekuasaan Britania itu kemudian berlanjut dengan kekuasan Inggris.
Pemakaman dan Hari Santo Petrus
Setelah meninggal dunia, Santo Petrus dimakamkan di Bukit Vatikan yang berlokasi gak jauh dari tempat ia disalib. Ketika Kaisar Konstantinus I berkuasa di Roma pada tahun 306--337 Masehi, ia membangun sebuah gereja di atas makamnya sebagai bentuk penghormatan.
Sayangnya, setelah 1.200 tahun berdiri, gereja ini runtuh dan gak bisa diselamatkan. Pada tahun 1950, satu set kerangka manusia ditemukan di bawah altar Basilika Santo Petrus. Relik ini kemudian diteliti ulang pada tahun 1960-an, dan diketahui milik seorang pria berusia 61 tahun yang hidup di abad pertama.
Relik ini diyakini sebagai kerangka milik Santo Petrus. Pemerintah Vatikan kemudian memakamkan kembali kerangka ini di bawah altar tinggi yang ada di Basilika Santo Petrus, Vatikan. Gak hanya itu, setiap tanggal 29 Juni, Gereja Ortodoks Timur, Katolik, Anglikan, dan Lutheran juga memperingati St. Petrus Day untuk menghormati usaha dan pengorbanannya.
Santo Petrus, Paus pertama di agama Katolik, memang sudah meninggal ribuan tahun yang lalu. Namun pengorbanan dan dedikasinya untuk agama Katolik, membuatnya begitu dihormati. Bukan hanya oleh orang-orang yang hidup satu masa dengannya, tapi juga umat Katolik di masa sekarang.
Baca Juga: Tujuan Paus Fransiskus ke Indonesia: Dorong Kerukunan Umat Beragama
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
Yuk, beri rating untuk berterima kasih pada penjawab soal!
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Keluarga Raffi Ahmad dan Nagita Slavina memang sudah sangat populer di kalangan publik. Keluarga ini memang kerap membagikan momen kebersamaan mereka di media sosial baik itu Instagram maupun YouTube.
Raffi dan Gigi kini telah memiliki tiga orang anak. Rafathar sendiri menjadi putra sulung Raffi dan Gigi yang sosoknya sudah tidak asing. Walau begitu, tidak banyak yang tahu nama asli dari Rafathar. Lantas, siapa nama anak pertama Raffi Ahmad?
Lewat beberapa fakta dalam artikel kali ini, Popmama.com akan mengajak kamu untuk mengenal lebih dekat dengan sosok Rafathar. Cus, gulir layarmu ke bawah untuk membacanya secara lengkap!
C. Britania Raya dan United Kingdom
Demikian sejarah singkat Kerajaan Inggris beserta para penguasanya sejak dahulu sampai sekarang.
KOMPAS.com – Bangsa kolonisator adalah bangsa yang kali pertama melakukan ekspedisi dan menguasai sebuah wilayah beserta sumber dayanya.
Biasanya, bangsa kolonisator akan menargetkan wilayah yang memiliki kekayaan sumber daya alam melimpah.
Salah satu negara yang pernah dijajah oleh bangsa kolonisator adalah Indonesia.
Lantas, siapa bangsa kolonisator pertama di dunia?
Baca juga: Kapan Bangsa Portugis Sampai di Maluku?
Bangsa Kolonisator pertama di dunia adalah dua negara Eropa, yaitu Portugis dan Spanyol.
Pada masa imperialisme kuno, Portugis dan Spanyol merupakan dua kerajaan yang sudah memiliki teknologi jauh lebih canggih dibanding negara lain di Eropa.
Mereka mempunyai kekuatan armada laut, teknologi navigasi, dan perkapalan yang maju.
Sebagai negara yang kuat, Portugis dan Spanyol terus melakukan penjelajahan samudra dan kolonisasi di berbagai wilayah dunia, termasuk Indonesia.
Portugis kali pertama sampai di Indonesia pada 1512-1577, sedangkan Spanyol sampai di Indonesia pada 1521-1692.
Bangsa Portugis disebut sebagai bangsa kolonisator pertama di dunia karena mereka yang memulai dan menemukan rute pelayaran bangsa Eropa ke Asia Tenggara.
Hal ini dilatarbelakangi oleh jatuhnya Konstantinopel ke tangan Turki Usmani pada 1453, yang berdampak pada ditutupnya akses perdagangan rempah-rempah bangsa Eropa ke Kawasan Laut Tengah.
Baca juga: Dampak Jatuhnya Konstantinopel ke Tangan Turki Usmani
Kondisi inilah yang kemudian mendorong bangsa Portugis melakukan penjelajahan samudra ke negara lain.
Dengan didukung oleh kekuatan armada laut mereka, Portugis memulai pelayaran mereka dan menemukan rute pelayaran pertama untuk bangsa Eropa.
Oleh karena itu, Portugis disebut sebagai pelopor penjelajahan samudra.
Selain itu, Portugis adalah bangsa Eropa yang kali pertama sampai di Nusantara, tepatnya di Malaka pada 1509.
Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia pada tanggal 3 September 2024, menjadi momen istimewa bagi umat Katolik. Bagaimana gak istimewa, kunjungan Paus ke Indonesia bisa dibilang termasuk jarang. Kunjungan terakhir dilakukan oleh Paus Yohanes Paulus II pada tahun 1989 lalu.
Rencananya, Paus Fransiskus akan melakukan sejumlah agenda selama berada di Indonesia. Ia juga akan mengadakan misa akbar di Gelora Bung Karno Jakarta. Setelahnya, ia berkunjung ke Papua Nugini pada 6 September 2024 mendatang.
Membahas tentang Paus, sejauh ini, terdapat 266 Paus yang telah menjalankan tugasnya sebagai pemimpin agama Katolik. Paus Fransiskus merupakan Paus yang kini menjabat. Jika Paus Fransiskus adalah pemimpin umat Katolik saat ini, lalu siapa paus pertama dalam gereja Katolik?